Kesiapan Tim, Modal Yang Berbicara
Liga
indonesia sebentar lagi akan memasuki babak baru. Setiap tim yang akan berlaga
di Indonesia super league berlomba lomba mempersiapkan skuad team dengan materi
pemain dan pelatih yang terbaik. Modal besar menjadi acuan dalam belanja pemain,
tentunya tim yang memiliki kekuatan modal yang besar dapat merancang skuad tim
dengan komposisi terbaik. Lantas bagaimana dengan tim yang tidak memiliki modal
yang besar? gajih musim kmarin saja masih ditunggak ! inilah era modern
persepakbolaan yang mendikotomikan antara modal yang kuat dengan yang lemah.
Bagi tim yang kekurangan modal, untuk mengarungi liga dituntut untutk sepintar
mungkin merayu para investor swasta atau iklan yang dapat membiayai kebutuhan
tim selama liga berlangsung. lantas tim yang memiliki modal yang lemah akan
dapat bersaing dalam memperebutkan juara ? kemungkinan kecil harapan tim yang
memiliki modal akan merasakan juara, karena di tengah perjalanan liga
berlangsung ketika tim mengalami krisis
finansial akan mempengaruhi kondisi keseimbangan tim yang akibatnya terhadap
performa tim yang akan semakin menurun. Jika kita berkaca pada musim lalu kita
lihat performa tim PSM dan Persijap kedua tim tersebut mengalami krisis
finansial dengan banyaknya gaji pemain yang ditunggak dan terbukti secara
prestasi kedua tim tersebut berada di papan bawah dan tidak masuk ke babak
delapan besar.
Pergelaran
liga di Indonesia akan ditambah dengan akan diselenggarakan kembali piala
Indonesia hal ini akan menuntut setiap tim harus mempersiapkan biaya
operasioanl dan akomodasi tim yang jumlahnya lebih besar dari pengeluaran musim
lalu, ditambah dari segi pemetaan geografis, dominasi tim tidak hanya berada di
pulau jawa dan sumatera tetapi hampir di semua pulau yang ada di Indonesia.
Jarak dari pulau ke pulau yang cukup jauh akan menguras kocek setiap tim.
tentunya perlu estimasi biaya yang akan di keluarkan dalam mengarungi dua
kompetisi tersebut.
kebijaksanaan
dalam belanja pemain menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir pengeluaran
yang besar. Dalam bursa belanja Pemain harus disesuaikan dengan kondisi modal
yang dimiliki, jika kita berkaca terhadap tim persebaya yang diawal musim
kmarin begitu jor joran dalam belanja pemain dengan nilai transfer yang tidak
sedikit dan bandrol pemain yang cukup mahal, tapi pada akhirnya empat bulan
seblum akhir kompetisi berakhir tim persebaya menunggak gaji para pemainnya.
hal ini dapat menjadi acuan setiap tim untuk merancang dan memperkirakan
keseimbanngan antara finansial dengan kebutuhan tim untuk mengarungi kompetisi
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar