Jumat, 26 Desember 2014

Sepakbola Gajah : Pemain Jadi Korbannya

Jangan Sakiti Pemain
Akhir-akhir ini masyarakat Indonesia berang terhadap kondisi persepakbolaan Indonesia mulai dari permasalahan sepakbola gajah dan terakhir kekalahan memalukan Indonesia pada piala AFF yang membuat Indonesia gagal masuk semfinal di piala AFF. PSSI sebagai organisasi tertinggi persepakbolaan Indonesia yang bertanggung jawab terhadap kondisi permasalahan yang terjadi seharusnya dapat menuntaskan permasalahan ini dengan baik, tapi pada kenyataannya Kondisi pemasalahan yang terjadi tak kunjung menuaikan solusi manis yang ada menuaikan kontroversi dan ketidak adilan, mau dibawa kemana persepakbolaan Indonesia ? masyarakat resah, kecewa, marah terhadap tindakan PSSI sampai ada pendapat masyarakat yang menginginkan BUBARKAN PSSI. Terlalu pendek jika kita menawarkan solusi utuk BUBARKAN PSSI, apa jadinya kondisi persepakbolaan Indonesia jika tidak ada PSSI ? apa mau buat PSSI tandingan ? sudahlah jangan menawarkan solusi yang membuat kondisi sepakbola Indonesia hancur kembali cukup masa lalu dualisme menjadi cermin untuk kedepannya.
Keinginan masyarakat Indonesia hanya menginginkan PSSI untuk membereskan carut marut permasalahan yang ada mulai dari kasus sepakbola gajah yang keadilannya dipertanyakan. ketika seluruh pemain pelaku sepakbola gajah dibinasakan nasibnya dengan diberhentikan sebagai pemai professional seumur hidup. Pemain merasa tidak diadili karena pada dasarnya pemain sebagai eksekutor dari strategi sepakbola gajah bagaikan kacung yang diberi tugas oleh majikannya mau ga mau ya harus mau. Perancang strategi sepakbola gajah lah yang harus dihukum berat bukan pemain. Jika kita berkaca pada calciopoli yang dilakukan Juventus di liga italia hukuman yang diberikan federasi sepakbola italia terhadap team bukan terhadap pemain. Hal ini patut kita tiru agar pada kasus sepakbola gajah solusi untuk pemasalahannya tidak menghancurkan nasib pemain.
Ketika sepakbola gajah dilakukan karena beralasan tidak mau bertemu tim kuat di semifinal, hal ini sudah mencoreng sportifitas dan fair play. Ketika sportifitas dan fair play dilanggar apa nilainya sepakbola bagi mereka ? apa sepakbola hanya sekedar permainan judi yang bisa diatur dengan semaunya ? sudahlah tinggalkan sepakbola gajah mau sampai kapan sepakbola indonesia terpuruk ? apa kata FIFA,AFC dan  AFF jika sepakbola Indonesia diselimuti masalah terus ? semoga saja dengan akan diadakan kongres PSSI akan menjadi titik awal pemecahan permasalahan sepakbola indonesia dan menjadi titik awal kebangkitan sepakbola Indonesia. Bravo !


SEPAKBOLA INDONESIA : Kesiapan Tim, Modal yang Berbicara

Kesiapan Tim, Modal Yang Berbicara
Liga indonesia sebentar lagi akan memasuki babak baru. Setiap tim yang akan berlaga di Indonesia super league berlomba lomba mempersiapkan skuad team dengan materi pemain dan pelatih yang terbaik. Modal besar menjadi acuan dalam belanja pemain, tentunya tim yang memiliki kekuatan modal yang besar dapat merancang skuad tim dengan komposisi terbaik. Lantas bagaimana dengan tim yang tidak memiliki modal yang besar? gajih musim kmarin saja masih ditunggak ! inilah era modern persepakbolaan yang mendikotomikan antara modal yang kuat dengan yang lemah. Bagi tim yang kekurangan modal, untuk mengarungi liga dituntut untutk sepintar mungkin merayu para investor swasta atau iklan yang dapat membiayai kebutuhan tim selama liga berlangsung. lantas tim yang memiliki modal yang lemah akan dapat bersaing dalam memperebutkan juara ? kemungkinan kecil harapan tim yang memiliki modal akan merasakan juara, karena di tengah perjalanan liga berlangsung ketika  tim mengalami krisis finansial akan mempengaruhi kondisi keseimbangan tim yang akibatnya terhadap performa tim yang akan semakin menurun. Jika kita berkaca pada musim lalu kita lihat performa tim PSM dan Persijap kedua tim tersebut mengalami krisis finansial dengan banyaknya gaji pemain yang ditunggak dan terbukti secara prestasi kedua tim tersebut berada di papan bawah dan tidak masuk ke babak delapan besar.
Pergelaran liga di Indonesia akan ditambah dengan akan diselenggarakan kembali piala Indonesia hal ini akan menuntut setiap tim harus mempersiapkan biaya operasioanl dan akomodasi tim yang jumlahnya lebih besar dari pengeluaran musim lalu, ditambah dari segi pemetaan geografis, dominasi tim tidak hanya berada di pulau jawa dan sumatera tetapi hampir di semua pulau yang ada di Indonesia. Jarak dari pulau ke pulau yang cukup jauh akan menguras kocek setiap tim. tentunya perlu estimasi biaya yang akan di keluarkan dalam mengarungi dua kompetisi tersebut.
kebijaksanaan dalam belanja pemain menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir pengeluaran yang besar. Dalam bursa belanja Pemain harus disesuaikan dengan kondisi modal yang dimiliki, jika kita berkaca terhadap tim persebaya yang diawal musim kmarin begitu jor joran dalam belanja pemain dengan nilai transfer yang tidak sedikit dan bandrol pemain yang cukup mahal, tapi pada akhirnya empat bulan seblum akhir kompetisi berakhir tim persebaya menunggak gaji para pemainnya. hal ini dapat menjadi acuan setiap tim untuk merancang dan memperkirakan keseimbanngan antara finansial dengan kebutuhan tim untuk mengarungi kompetisi .


Kamis, 04 Desember 2014

ERGOSISTEMA

ERGOSISTEMA
Tingkat biologis tubuh manusia tersusun dari bagian terkecil yaitu sel sampai bagian terbesar  Sistema. Pencarian solusi untuk meningkatkan kebugaran jasmani ataupun performa saat berolahraga, ilmu fisiologi olahraga menjadi landasan solusinya karena dalam permasalahan kebugaran jasmani dan performa tentunya akan berhubungan dengan fisiologis tubuh manusia. oleh karena itu, analisis dalam sudut pandang fisisologis dapat memecahkan permasalahan mengenai kebugaran jasmani dan performa saat berolahraga. Pada ilmu fisiologi satu kesatuan proses biologis tubuh manusia terjadi karena adanya satu kerja sama antar Sistema begitupun pada saat berolahraga ada satu kesatuan kerja Sistema yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan performa saat berolahraga. Satu kesatuan kerja fisiologis saat berolahraga mempunyai komponen dasar yang dibagi kedalam tiga bagian, yaitu :
A.    Ergosistema I
Ergosistema I merupakan Ergosistema primer yang berperan sebagai pelakasana, Ergosistema I terdiri dari beberapa Sistema diantaranya :
·         Sistema otot
·         Sistema tulang
·         Sistema saraf 
FUNGSI DASAR DAN KUALITAS
ANATOMIS
FUNGSI DASAR
KUALITAS
Sistema Otot
Kontraksi otot
Kekuatan dan daya tahan otot
Sistema Tulang
Pergerakan
Flexibilitas
Sistema Saraf
Penghantar rangsangan
Kordinasi fungsi otot

Ergosistema I yang berperan sebagai  pelakasana mempunyai peran penting dalam pelakasanaan olahraga. sistema tulang sebagai penyokong otot, membentuk tubuh dan bergerak. Sistema otot sebagai Sistema yg membentuk bagian tubuh, penyimpanan glikogen sebagai bahan bakar energy dan kunci utama panjang dan tidaknya durasi saat berolahraga tergantung kekuatan dan kemampuan otot yang di fungsikan. Sistema saraf berperan dalam mengkordinasikan informasi untuk melakukan suatu gerakan dan dapat berpengaruh terhadap tingkat konsentrasi saat berolahraga. Ergosistema I dari semua fungsi masing masing Sistema saling mempengaruhi satu sama lain untuk menghasilkan satu kerja fisiologis dari masing masing Sistema seperti kontraksi otot, pergerakan, penghantar informasi rangsangan
B.     Ergosistema II
Ergosistema II merupakan Ergosistema sekunder yang berperan sebagai pendukung. Ergosistema II terdiri dari :
·         Sistema respirasi
·         Sistema kardiovaskuler
·         Sistema hemo-hidro-limfatik
FUNGSI DASAR DAN KUALITAS
ANATOMIS
FUNGSI DASAR
KUALITAS
Sistema Respirasai
Pertukaran gas O2 dan CO2

Sistema Kardiovaskuler
Sirkulasi
Daya tahan umum
Sistema hemo-hidro-limfatik
Transportasi : O2, CO2, nutrisi, zat sampah, panas.


Ergosistema II atau Ergosistema sekunder berperan sebagai ergositema pendukung Ergosistema I. kenapa disebut Ergosistema pendukung karena pada dasarnya ketika melakukan aktifitas olahraga proses berlangsungnya Ergosistema I harus didukung oleh kemampuan Ergosistema II. Pada saat Ergosistema I melakukan fungsinya, ergosisteam II melalui Sistema respirasi, kardiovaskuler dan hemo-hidro-limfatik menyokong berlangsungnya kerja Ergosistema I melalui mekanisme fisiologis yang sesuai dengan fungsi dasarnya. Sistema respirasi mempunyai fungsi dasar untuk pertukaran gas O2 dan CO2, pertukaran gas yang dilakukan oleh Sistema respirasi berguna untuk membantu kerja otot karena dalam proses kerjanya sitema otot butuh O2 yang berasal dari Sistema respirasi untuk proses metabolisme di dalam sel-sel otot agar menghasilkan energi. Sitema kardiovaskuler merupakan Sistema yang membantu kinerja dari Sistema respirasi karena ketika pertukaran gas yang dilakukan oleh Sistema respirasi gas O2 yang akan dikirim menuju otot akan diangkut terlebih dahulu oleh Sistema kardiovaskuler melalui arteri pulmonalis yang kemudian akan disebarkan keeluruh tubuh salah satunya menuju otot. fungsi O2 dalam otot untuk proses metabolisme di dalam sel otot agar menghasilkan energy yang akan dipakai untuk olahraga dan aktifitsa lainnya.ketika proses metabolisme dalam sel otot yang melibatkan O2 maka hasil akhirnya akan menghasilkan zat sampah CO2. Gasa sampah CO2 akan di keluarkan ke udara bebas yang pada awal proses pengeluarannya akan diangkut terlebih dahulu oleh pembuluh darah vena yang akan dikirim menuju jantung dan dari jantung akan dikirim ke paru-paru melalui pembuluh darah vena pulmonalis yang pada akhirnya akan dikeluarkan oleh Sistema respirasi melalui hidung saat mengeluarkan nafas. Peran dari Sistema hemo-hidro-limfatik  adalah sebagai transportasi gas, nutrisi, zat sampah, dan panas dalam darah sebagai perantara transportasi  dari organ ke jantung dan ke dalam otot.      
C.     Ergosistema III
Ergosistema III merupakan ergosistea tersier yang berperan pada saat proses pemulihan setelah beraktifitas olahraga. Terdiri dari :
·         Sistema digestivus
·         Sistema termoregulasi
·         Sistema ekskresi
·         Sistema reproduksi


Dari ketiga bagian komponen dasar kerja anatomis dan fisiologis saat berolahraga mempunyai pembagian fungsi Ergosistema I dan II mempunyai fungsi untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kondisi fisik. Sedangkan Ergosistema III mempunyai fungsi dalam proses pemulihan setelah melakukan aktifitas olahraga atau aktifitas fisik lainnya . 

Rabu, 03 Desember 2014

faktor teknis bukan alasan utama kegagalan timnas.

Jangan salahkan pelatih

Tim nasional senior Indonesia menorehkan kessan buruk pada perhelatan piala AFF 2014, kegagalan tim Indonesia melenggang ke babak semifinal menghancurkan ekspetasi masyarakat Indonesia. Kerinduan masyarakat Indonesia terhadap gelar juara piala AFF harus tertunda kembali. Sebuah kekeliruan ketika komposisi pemain dihuni oleh para pemain berkualitas seperti boaz salosa, firman utina, imade, Gonzales dan evan dimas tidak dapat mendongkrak prestasi timnas di gelaran hajat sepakbola asia tenggara. Sangat disayangkan ketika kualitas penyelenggaraan liga yang baik tidak diseimbangi dengan prestasi timnas. Kegagalan di piala AFF 2014 membuat posisi sang arsitek asal Austria akan terdepak karena sesuai dengan perjanjian kontrak awal jika timnas tidak juara pila AFF maka otomatis Alfred riedl akan mundur. Pemecatan pelatih bukanlah solusi untuk membenahi kinerja tim nasional kedepannya, karena pada kenyataannya kunci utama dari kegagalan tim nasional di piala AFF adalah dari aspek persiapan. Minimnya persiapan tim nasional diawali dengan baru terkumpulnya pemain-pemain yang dipanggil pada satu minggu sebelum digelarnya piala AFF, hal ini akan menimbulkan kesulitan bagi alfried riedl untuk menerapkan skema permainan yang akan diterapkan tim nasional. selain itu, perlunya adaptasi antar pemain untuk menciptakan satu keharmonisan perbedaan karakter permainan pemain. Dalam hal non teknis kegagalan tim nasional disebabkan oleh mundurnya jadwal penyelenggaraan ISL karena diselenggarakannya pemilu di Indonesia. Dengan mundurnya jadwal perhelatan ISL mengganggu terhadap persiapan tim nasional terbukti dengan mepetnya jarak wktu antara selesainya ISL dengan perhelatan piala AFF. Dalam kegagalan timnas di piala AFF jangan kambing hitamkan seorang pelatih karena pada dasarnya dalam sepakbola tidak hanya factor teknis yang menentukan prestasi tetapi factor non teknis juga dapat menentukan prestasi. Perlu pembenahan lebih lanjut dalam aspek teknis dan non teknis untuk membangun tim garuda agar dapat mengepakan sayapnya di dataran asia tenggara.