Pemanasan Yang Baik Sebagai Langkah
Awal Pencegahan Cedera Saat Berolahraga
Cedera
menjadi sebuah konsekuensi dalam melakukan olahraga, Adapaun contoh-contoh
jenis cedera yang dialami pada saat berolahraga adalah strain otot, sprain
ankle, patah tulang, dan pegal otot.. Konsekuensi tersebut mengakibatkan adanya
perasaan trauma bagi penderita cedera. Banyak penyebab yang mengakibatkan
cedera seperti kurangnya pemanasan, overtraining, dan mekanika gerak yang
salah.
Pemanasan
menjadi benteng pencegahan awal terhadap cedera. Fungsi dari pemanasan adalah
untuk mempersiapkan tubuh agar siap melakukan olahraga dan mencegah terjadinya
resiko cedera. Selain itu, pemanasan memiliki pengaruh terhadap performa saat
berolahraga seperti :
·
Lebih cepatnya proses kontraksi dan
relaksasi otot agonis dan antagonis.
· Meningkatkan penyaluran oksigen dengan
bantuan tingginya temperature tubuh yang memfasilitasi pelepasan oksigen dari
myoglobin dan hemoglobin.
·
Meningkatkan aliran darah menuju otot
yang aktif.
·
Meningkatkan reaksi metabolic.
Jadi
sungguh keliru jika beranggapan bahwa pemanasan hanya diperuntukan untuk
meningkatkan suhu tubuh, karena suhu
tubuh akan meningkat secara otomatis ketika ada rangsangan peningkatan
aktifitas fisiologis dengan berolahraga.
Komponen Program Pemanasan
Komponen
program pemanasan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
A. Peregangan
(stretching)
Pergangan adalah cara
efektif untuk meningkatkan ruang gerak sendi dan kelenturan otot. Peregangan
dapat dilakukan dengan statis dan dinamis. Pada peregangan statis durasi
peregangan yang efektif mencapai 15 sampai 30 detik. Jenis-jenis peregangan
seperti statis, dinamis, balistik dan PNF dapat dilakukan sesuai kebutuhan
olahraga yang akan dilakukan.
B. Periode
Pemanasan Umum
Periode pemanasan Umum
dilakukan dengan intensitas rendah dan lamanya sekitar 5-10 menit. Tujuan dari
periode ini adalah untuk meningkatkan heart rate, laju respirasi, temperature
otot, aliran darah dan menurunkan kelekatan cairan sendi. Pada periode ini
pemanasan dilakukan dengan tidak merasakan lelah dan tidak menurunkan simpanan
energi.
C. Periode
Pemanasan Khusus
Periode pemanasan
khusus dilakukan selama 8-12 menit. Pemanasan dilakukan secara dinamis dengan
fokus pada bagian tubuh yang akan dominan dibutuhkan selama berolahraga.
Misalnya seperti menggerakan naik-turun lutu dengan fungsi untuk meningkatkan
ruang gerak sendi lutut. Pada periode ini pemanasan dilakukan dengan tidak
merasakan lelah dan tidak menurunkan simpanan energi.
Komponen
pemanasan tersebut dapat diaplikasikan dengan mudah sebelum melakukan olahraga untuk
mempersiapkan organ tubuh yang akan terlibat selama olahraga berlangsung. Oleh
karena itu, pemanasan yang baik menjadi
Langkah awal dalam pencegahan terjadinya cedera pada saat berolahraga.
Referensi :
Baechle, T., & Earle, R. W. (2008). Essentials
Of Strength Training And Conditioning. Champaign: Human Kinetic.
Griwijoyo, s., & Sidik, D. Z. (2013). Ilmu Faal
Olahraga. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Plowman, S. A., & Smith, D. L. (2011). Exercise
Physiology For Heath, Fitness, And Performance. Philadhelphia: Lippincott
William & Wilkins.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar