Selasa, 25 November 2014

AFTA 2015
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA dibentuk pada waktu Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992.  Akan terjadinya AFTA pada tahun 2015 terkait dengan adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi Brunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura, Thailand, dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015. AFTA pada tahun 2015 akan membuka persaingan baru bagi masyarakat indonesia dalam segala hal yang menyangkut aspek ekonomi ( pedagang, wirausaha, industri, tenaga profesional, buruh dsb )  karena pada dasarnya AFTA bertujuan untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi. Persaingan yang terjadi tidak hanya bersaing dengan bangsa sendiri tetapi persaingan akan terjadi dengan bangsa sendiri dan bangsa asing yang berasal dari negara yang menyepakati AFTA. Efek AFTA 2015 dipastikan banyak tenaga kerja dari negara-negara ASEAN masuk ke Indonesia. Sedangkan Indonesia kebanyakan mengirim tenaga kerja keluar negeri bukan sebagai tenaga ahli, melainkan tenaga kerja seperti pembantu rumah tangga, sopir, dan pekerja kasar di pabrik-pabrik, perkebunan atau di rumah tangga. Sementara negara lain mengirim tenaga kerja yang terdidik dan terlatih sehingga dia bekerja pada posisi sebagai manajer atau tenaga ahli di Indonesia.

 Menyikapi AFTA, disini perlu adanya peran pemerintah untuk merumuskan kebijakan terkait AFTA agar masyarakat indonesia tetap mempunyai daya saing dengan sumber daya manusia asing. Tentunya jika daya saing masyarakat indonesia rendah dibanding dengan tenaga asing maka akan menjadi masalah besar bagi masyarakat indonesia, pada awalnya terciptanya AFTA bertujuan untuk meningkatkan ekonomi tetapi karena masyarakat indonesia daya saingnya rendah berujung pada meningkatnya angka pengangguran dan kemiskinan. Sesuai data BPS Agustus 2013, pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 6,25 persen, dan angkatan kerja di Indonesia saat itu mencapai 118,2 juta orang. Juga masih ada lebih dari 360 ribu orang sarjana yang menganggur, sangat mencengangkan dan memprihatinkan. Kalau sarjana saja sulit mencari kerja, bagaimana lulusan SMA, SMP dan SD? Terlebih menjelang diterapkannya AFTA 2015, ledakan pengangguran terdidik akan menjadi kenyataan. Menyikapi hal tersebut, perlunya adanya peningkatan daya kompetensi dan kompetitif masyarakat indonesia, untuk mencapai ke arah peningkatan daya kompetensi dan kompetitif perlu adanya bantuan dari elemen elemen tertentu seperti pemerintah, guru, dosen dan peserta didik. kompetensi, untuk menciptakan kompetensi masyarakat indonesia perlunya pembenahan dalam sistem pendidikan mulai dari penerapan kurikulum yang efektif, tenaga ahli pengajar yang kompeten dibidangnya dan kejelasan serta penegakan regulasi jalannya pendidikan. Sealain itu, perlunya peningkatan penetapan standarisasi murid yang akan masuk keperguruan tinggi negeri dan mewajibkan mahasiswa/i sudah mahir dalam berbahasa inggris. Untuk meningkatkan kompetensi tidak hanya di lingkungan formal saja tapi bisa dilakukan di lingkungan non formal seperti kursus, seminar pelatihan, dsb. hal ini untuk memicu potensi masyarakat yang kompeten agar dapat meningkatkan daya saing menghadapi AFTA. Kompetitif, meningkatnya daya saing harus diiringi dengan jiwa kompetitif, jiwa kompetitif sebagai instrumen pendukung dari kompetensi karena dalam persaingan jika hanya mengandalkan kompetensi tanpa didukung oleh jiwa kompetitif akan gampang tersingkir dalam menjalani persaingan. Jiwa kompettitif ini lahir berdasarkan pemikiran dan pengalaman individu karena pada dasarnya orang yang sukses adalah orang yang berani bangkit ketika dalam kondisi terpuruk. hal ini patut diterapkan kepada bangsa indonesia karena sesuai dengan motto dari presidan indonesia yaitu ‘revolusi mental’. Untuk itu dalam menghadapi AFTA 2015 perlunya kesadaran masyarakat indonesia mengenai daya saing yang akan terjadi agar masyarakat indonesia bisa lebih mempersiapkan untuk menghadapi AFTA 2015. Lebih unggul dibandingkan bangsa lain adalah harga mutlak bagi masyarakat indonesia dan jangan sampai ekonomi negara kita dijajah kembali oleh sumber daya asing.   

Jumat, 07 November 2014

Olahraga Sebagai Sarana Persatuan Masyarakat

Olahraga Sebagai Sarana Persatuan Masyarakat

Dalam lingkungan sosial setiap manusia yang di dalamnya mempunyai beberapa karakter yang berbeda. Perbedaan karakter dalam lingkungan sosial dapat diartikan positif karena dapat saling melengkapi antar satu sama lain tetapi ada sisi negatifnya karena bisa menjadi satu alasan timbulnya konflik sosial. Tentunya hal ini menjadi satu permasalahan ketika perbedaan menimbulkan konflik.  harus ada solusi dalam massalah ini agar dapat mempersatukan perbedaan yang ada. Olahraga menjadi salahsatu media pemersatu perbedaan, alasan mengapa olahraga dijadikan sebagai media pemersatu perbedaan karena berdasarkan realita yang terjadi, seperti studi kasus yang terjadi di kota Bandung ketika team sepakbola kebanggaan kota bandung yaitu persib bandung dalam kompetisi sepakbola tertinggi di indonesia ( indonesia super league ) berhasil masuk ke babak final, keberhasilan tim persib memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat kota bandung, kebanggaan yang dirasakan oleh masyarakat kota bandung membuat masyarakat kota bandung mengadakan nonton bareng final di layar TV, kegiatan nonton bareng ini diadakan hampir di seluruh lingkungan kota bandung mulai dari tiap lingkungan RW mengadakan kegiatan noton bareng, kegiatan nonton bareng ini tidak hanya dilaksanakan di lingkungan tiap RW tetapi di tempat tempat bekerja seperti pangkalan ojeg, ruko, pos polisi sampai di balai kota. Tidak hanya masyarakat biasa yang merasakan atmosfer kebanggaan  berhasilnya tim persib masuk final, gubernur jawa barat dan walikota bandung ikut merasakan uporia kebanggaan ini dibuktikan dengan keberanian walikota bandung bapak Ridwan Kamil pada saat menyaksikan persib di babak semifinal pada saat menonton dengan kondisi membuka pakaiannya. Kecintaan masyarakat kota Bandung terhadap team persib yang membuat seakan akan masyarakat kota bandung bersatu untuk mendukung tim persib. Rasa kecintaan masyarakat kota bandung terhadap persib merupakan satu warisan yang ditanamkan oleh sesepuh terdahulu yang lebih awal mencintai persib, alasan utamanya adalah mempunyai rasa kedaerahan yang berarti merasakan bahwa tim persib dijadikan sebagai simbolis kota bandung dalam sepakbola karena jika persib juara maka nama kota bandung akan ikut terangkat reputasinya. maka dari itu hanya rasa kedaerahan yang dimiliki masyarakat kota bandung menjadikan perbedaan sosial masyarakat kota bandung seakan hilang oleh kesaamaan rasa yang dirasakan satu sama lain. Sangat tepat jika kondisi seperti ini dijadikan sebagai momentum untuk mempersatukan perbedaan dalam lapisan masyarakat agar dapat berbaur satu sama lain demi satu kecintaan yang sama yaitu mendukung tim kebanggaan daerah kota bandung, terbukti selama jalannya kegiatan nonton bareng mulai dari rasa tegang, panik, kesal, marah dan senang terasa dirasakan bersama sama.  hal ini menunjukan bahwa ketika perbedaan sosial dapat di persatukan melalui media olahraga karena adanya  rasa kecintaan dan kebanggaan yang sama menjadikan satu alasan masyarakat kota bandung untuk bersama sama mendukung tim persib. Jadi, pada intinya persamaan rasa akan membangun kebersamaan dan persatuan antar masyarakat untuk mengesampingkan perbedaan yang ada. 

Selasa, 04 November 2014

Solusi Menjaga Kesehatan Ditengah Kesibukan Akademik dan Organisasi


Semua mahasiswa mempunyai kewajiban untuk menjalankan aktifitas akademik dengan lancar, ada sebagian mahasiswa juga yang mempunyai kewajiban menjalankan aktifitas akademik ditambah dengan menjalani aktifitas organisasi yang diikutinya. Ada satu fenomena yang sangat menarik untuk dipecahkan permasalahannya. yaitu, banyak mahasiswa yang mengeluh akan kesehatannya ketika mereka dituntut oleh beberapa tugas yang menyita waktu mereka untuk fokus terhadap penyelesaian tugas tugasnya sampai harus merampas waktu istirahatnya dengan mengerjakan tugas tersebut (begadang). pada akhirnya mereka mengeluh terhadap kondisi kesehatannya. Ada dua tingkatan ketika seseorang dikatakan sehat. pertama, seseorang secara fisik terlihat sehat akan tetapi ketika melakukan aktifitas berat kondisi kesehatannya mudah terganggu (sehat statis ). kedua, ada juga seseorang secara fisik terlihat sehat serta mampu melaksanakan tugas berat tanpa ada gangguan terhadap kesehatannya (sehat dinamis ). Untuk menanggapi permasalahan  di atas maka ada Kalimat kuncinya untuk memudahkan memahami solusi yang akan saya jelaskan yaitu, aktifitas yang berat harus didukung dengan tingkat kebugaran jasmani yang baik. Apa pengertian dari tingkat kebugaran jasmani yang baik ? tingkat derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan jasmani untuk dapat melaksanakan tugas yang harus dilaksanakannya. Jadi, ketika  kondisi tubuh kita dituntut untuk melaksanakan tugas yang berat, perlunya kondisi tubuh kita yang mempunyai level pada sehat dinamis. Bagaimana caranya kondisi tubuh kita mencapai level sehat dinamis? Untuk mencapai kondisi tubuh ke level sehat diamis yaitu dengan aktifitas olahraga, dalam artian aktifitas olahraga dengan tingkat intensitasnya harus menyesuaikan dengan kondisi tubuh kita sebelum melakukan olahraga dan tidak terlalu berat. Caranya bagaimana untuk mengetahui intensitas olahraga yang menyesuaika dengan kondisi tubuh kita ? cara mudahnya dengan mengetahui denyut nadi kita sebelum melakukan aktfitas olahraga, dengan jumlah denyut nadi 60-80 denyut/menit maka diperbolehkan untuk melakukan olahraga tetapi ketika jumlah denyut nadi  >80 denyut/menit maka dianjurkan untuk beristirahat karena kondisi jantung ( sistem kardiovaskuler ) sedang abnormal, dikhawatirkan jika memaksakan untuk berolahraga akan mengakibatkan ganguan kesehatan seperti demam, pegal, menurunya antibodi dsb (terganggunya kondisi homeostatis) . jenis olahraga apa saja yang dapat kita lakukan ? jogging dengan jarak 2,4 km (2,4 km = 6 keliling joging di stadion upi pada lintasan dekat lapang sepakbola ), senam aerobik dan jalan kaki mengelilingi upi sebanyak dua kali. Terus bagaimana nih solusi agar aktifitas yang berat dapat menunjang produktifitas kerja mahasiswa ? pertama, jangan lupa solat wajib dan sunah karena ketika kita solat baik terhadap perkembangan fisiologis tubuh kita. Kedua, ketika bangun tidur coba cek denyut nadi kita, ketika jumlah denyut nadi kita 60-80 denyut/menit mengindikasikan bahwa tkondisi tubuh kita sedang istirahat berarti tubuh kita dalam kondisi sehat dan siap untuk beraktifitas tetapi ketika jumlah denyut nadi  <80 denyut/menit maka mengindikasikan bahwa kondisi tubuh kita sedang tidak sehat dianjurkan untuk tidak beraktifitas dengan berat. Ketiga, atur pola makan dianjurkan makanlah sebelum terasa lapar dan berhenti makan sebelum terasa kenyang, pada pola makan setiap kali kita makan dianjuran ¾ luas piring diisi oleh makanan mengandung karbohidrat ( nasi, kentang...dsb) dan ¼ luas piring diisi oleh makanan mengandung protein ( ikan,telur...). keempat, sempatkanlah olahraga minimal seminggu sekali. Kelima, atur waktu istirahat, ketika sudah merasa ngantuk maka tidurlah jangan dipaksakan untuk begadang, karena akan membahayakan kondisi tubuh yang berujung pada gangguan kesehatan.


ASEP NUGRAHA  

Sabtu, 01 November 2014

SOSIOLOGI OLAHRAGA : KEKERASAN DALAM OLAHRAGA

Pada dasarnya manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang maha esa. Manusia dilahirkan di dunia mempunyai keunggulan dibandingkan makhluk tuhan yang lainnya, keunggulannya adalah dengan diberikannya akal dan pikiran. Akal dan pikiran manusia merupakan bagian dari kesempurnaan manusia dengan makhluk ciptaan tuhan yang lainnya tetapi Kesempurnaan yang dimiliki manusia tidak lantas membuat manusia menjadi makhluk yang sempurna karena Hakikatnya manusia tidak bisa melakukan segala aktifitas di sepanjang hidupnya dengan dilakukan oleh sendiri, perlu bantuan manusia lain yang berarti manusia merupakan makhluk social. Manusia dikatakan makhluk social karena adanya suatu interaksi social dengan manusia lain proses interaksi social ini dapat terjadi karena adanya kebutuhan fisiologis, emosional, intelektual dan spiritual.
Setiap individu manusia memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Perbedaan sifat dan karakter manusia merupakan suatu hal yang memaksa terjadinya satu proses interaksi social, tetapi perbadaan antar individu akan menjadi satu masalah jika menyikapi sebuah perbedaan dengan satu sikap emosional tanpa ada pengertian satu sama lain yang berujung pada konflik social. Ketika konflik social terjadi  akan di ekspresikan ke dalam satu tindakan kekerasan baik kekerasan dalam bentuk fisik maupun lisan. Konflik social dapat terjadi di lingkungan yang dimana terdapat sekelompok manusia seperti lingkungan akademik, lingkungan kerja dan lingkungan masyarakat.

Kekerasan dapat terjadi di dalam kegiatan olahraga karena dalam olahraga individu maupun team dituntut untuk berkompetisi untuk jadi pemenang. kemenangan menjadi satu hal yang mutlak diinginkan oleh setiap atlet dalam menjalani kompetisi karenanya target kemenangan bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasan dalam olahraga. Kekerasan dalam olahraga tidak hanya terjadi pada pelaku aktif olahraga/atlet tetapi pada supporter olahraga peluang untuk terjadi tindak kekerasan contohnya di Indonesia ada satu kasus konflik supporter sepakbola antara the jack dan Viking yang sampai sekarang permasalahan perseteruan kedua supporter belum bisa terselasaikan. ketika proses kekerasan dalam olahraga tidak bisa dihentikan atau diminimalisir perlunya ada satu perbaikan dalam aspek pendidikan baik pendidikan formal (SD,SMP,SMA) dan pendidikan non formal ( club cabang olahraga ). pendidikan dijadikan satu landasan untuk membentuk sumber daya atlet yang sadar akan nilai nilai moralitas untuk membentuk karakter atlet yang sadar akan ketetapan aturan dan nilai-nilai sportifitas dalam olahraga. pada pendidikan formal dari tingkat dasar seorang guru khususnya peran guru olahraga menjadi pelopor dalam pemberian pemahaman terhadap peserta didik agar peserta didik dapat memahami dan mengimplementasikan nilai nilai moralitas. sedangkan pada pendidikan non formal perlunya peran pelatih untuk memberikan pemahaman kpada atletnya mengenai nilai nilai moralitas dan sportifitas dalam olahraga. dari kedua strategidi atas bertujuan untuk menciptakan atlet-atlet yang mempunyai kualitas karakter atau sikap yang baik untuk teciptanya olahraga yang sportif tidak ada kekerasan yang merusak esensi dari olahraga itu sendiri.